Saturday, August 19, 2017

TC Good Tunes: 10 Tahun Menginspirasi, Terima Kasih Banyak Efek Rumah Kaca!

DISCLAIMER: This post will be written mostly in Indonesian. So if you don't understand it, you better prepare a translator. :D

Di Senin sore (24/7), my friend Pricil (@pforpatience) ngirim sebuah foto yang bikin gw deg-deg ser (enggak..bukan fotonya Kim Domingo), tapi foto..yang menjatakan bahwa..salah satu band favorit gw ngadain konser dadakan tiba-tiba suddenly.

*jerit histerius (histeris-misterius)

Berikut adalah foto yang dimaksud:


Yaa, benar! Efek Rumah Kaca. Konser di deket kantor. Lima puluh ribu saja. Open Gate jam empat sore. Hari kerja. Tanggal tua. Cuma 2000 tiket.

*jerit histerius (histeris-misterius)

Dua hari dihabiskan dengan mengeluarkan usaha maksimal untuk mencari massa menghadiri hajatan eksklusif ini (baca: cuma post di IG story dan di Whatsapp story), lalu sampailah kita pada hari yang dinanti.

Rabu, dua puluh enam Juli dua ribu tujuh belas. Sempat gamang ya-nggak-ya-nggak buat datang, namun tepat pada pukul sebelas lima puluh tiga menit siang, saya memutuskan untuk...nge-mall dan membeli Micro SD 32 GB guna mengabadikan aksi ciamik om Cholil dkk menapaki nada-nada.

Jadwal Open Gate mulai pukul empat sore. Namun apa daya sebagai karyawan teladan, diri ini baru bisa beranjak setelah pukul lima. 

Langit yang mulai menjingga membuat gw mulai gelisah, sedikit-sedikit liat jam tangan, dan berceletuk dalam hati, "sudah waktunya kah untuk angkat kaki?"

Pukul lima lebih sedikit, akhirnya gw cabut...

...cabut charger HP.

Pukul lima lewat sedikit lagi, gw ke meja @pforpatience, berdebat sedikit perihal ketersediaan tiket yang terbatas, lalu lintas yang padat, dan satu jam yang hilang dari jadwal open gate. Namun gw bilang bahwa gw tetap akan datang dan mencoba peruntungan mendapatkan selembar tiket tersebut.

Akhirnya @pforpatience luluh juga dan memutuskan untuk ikut dalam perjalanan ke timur mencari tiket suci kali ini.

Pukul lima dua puluh, kita melewati jembatan penyebrangan dan menyaksikan padatnya lalu lintas ke arah venue.

Pukul enam kurang lima, kita sampai di venue. Bergegas ke lt. 3 dan sigap menunjukan dua jari pada penjaja tiket.

Pukul tujuh tiga puluh malam, ballroom dibuka dan ruangan tampak padat merayap.

Pukul sudah-gak-aware-waktu-lagi, para personel naik panggung, berdialog sebentar kemudian menyambut tamu pertama malam itu, Iga Massardi dari Bara Suara, yang kemudian memainkan intro dari lagu yang dia sesalkan bukan miliknya --> Kau Dan Aku Menuju Ruang Hampa.

*video*

Ruangan itu tak henti terisi. Panggung yang terlalu rendah menyulitkan mata-mata yang terlalu jauh darinya untuk merekam momen lebih jelas. Memaksa mereka untuk berseru, 

"duduk! duduk!"

Namun apalah daya, genre yang Efek Rumah Kaca usung akan sulit dinikmati tanpa berjingkrak-jingkrak. Satu persatu bait-bait menggema di ruangan, membius mata-mata lapar akan suguhan musik berkualitas.

Secara garis beras...I mean, besar, pertunjukan ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diisi dengan lagu-lagu dari Sinestesia yang sahut-menyahut dan...jujur-saja...baru didengar seluruhnya dua hari terakhir ini.

Sesi kedua diisi dengan kenangan.

Pada saat break setelah sesi pertama, sebuah film diputar untuk mengawali sesi kenangan. Film tentang asal mula band ini dirintis. Film tentang lagu pertama diproses. Film tentang inspirasi dilahirkan.

Sesi kedua dimulai dengan mengajak satu per satu figur-figur penting yang mengiringi perjalanan Efek Rumah Kaca 10 tahun terakhir ini ke atas panggung dan menyampaikan cerita mereka lalu menyebutkan satu per satu lagu yang akan dimainkan.

Sungguh khidmat.

Salah satu yang paling berkesan adalah lagu Di Udara video berikut:




Waktu bergulir cepat, tak terasa hari telah berganti.
Lima jam penuh arti.
Akan disimpan rapi dalam memori
...dan di hati.

P.S: Sudah lama sekali gak nulis dengan gaya bahasa seperti ini. Agak geli-geli gimana gitu bacanya. :D




0 comments:

Post a Comment